Kamis, 24 Mei 2018

PRINSIP PENCEGAHAN CEDERA OLAHRAGA

PRINSIP PENCEGAHAN CEDERA OLAHRAGA

PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN CEDERA DALAM OLAHRAGA 
       Setiap atlet atau siapapun yang melakukan aktifitas olahraga pasti mendekatkan diri dengan resiko cidera. Memang sering terjadi cidera tersebut tidak terlalu membahayakan. Namun demikian ada beberapa faktor yang perlu menjadi perhatian yang menjadi prinsip dari pencegahan cidera pada olahraga. Bila prinsip ini dilaksanakan maka tubuh akan siap melakukan aktifitas olahraga dengan aman. Prinsip pencegahan cidera tersebut adalah:
     
           1.Kondisi fisik.
              Kondisi fisik  merupakan  prinsip kunci dalam pencegahan cidera pada olahraga. Kondisi fisik yang baik akan mencegah terjadinya cidera pada waktu melakukan aktifitas olahraga. Juga akan mengurangi keparahan apabila mendapatkan cidera. Kemampuan maksimal dari penampilan seorang olahragawan akan diperoleh dengan kecukupan dalam kekuatan otot dan keseimbangan, power, daya tahan, kordinasi neuromuskuler, fleksibilitas sendi, daya tahan kardiovaskuler, dan komposisi tubuh yang sesuai untuk olahraga..
Hal ini serupa dengan yang di kemukakan M Sajoto (1995:7) Kondisi fisik adalah suatu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Lebih lanjut dikemukakan oleh M. Sajoto (1988:16), kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponenkomponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan walupun disana sini dilakukan dengan sistem prioritas tiap komponen itu dan untuk keperluan apa atau status yang dibutuhkan.                            
        
          2.Latihan-Latihan Progresif.
             Latihan progresip  merupakan latihan-latihan yang menguntungkan pada saat dadakan. Perlu ditekankan prinsip-prinsip pemberian beban lebih yang bertahap dan prinsip spesifisitas dari latihan. Pemilihan metode yang tepat adalah meliputi efisiensi gerakan yang sesuai, efketifitas program latihan, termasuk FITT (frekwensi, Intensitas, Time, Tipe) yang adekuat. Gerakan yang salah harus dikoreksi dan dengan dasar gerakan yang baik.

          3.Rest dan recovery.
        Tidur yang cukup merupakan prinsip penting untuk mental yang baik dan kesehatan fisik serta menjadi bagian kritis dari recovery setelah bekerja berat. Kronik overexertion dan kelelahan dapat membuat atlet lebih mudah mengalami cedera.





           4.Kebugaran Jasmani
              Kebugaran jasmani  merupakan kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fiisk yang diberikan kepadanya(dari kerja yang dilakukan sehari-hari)tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Tidak menimbulkan kelelahan yang berarti maksudnya ialah setelah seseorang melakukan suatu kegiatan/aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan energy untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk kebutuhan-keperluan lainnya yang tajam.
Hal ini serupa dengn yang di kemukakan oleh Judith Rink dalam Mochamad Sajoto (1988: 43) bahwa kebugaran  jasmani  merupakan  kemampuan  seseorang  menyelesaikan tugas sehari-hari dengantanpa mengalami kelelahan berarti, dengan pengeluaran energi yang cukup besar,guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan.Dan serupa dengan yang di kemukakan oleh Djoko Pekik (2004: 2) bahwa  kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang melakukan kerjasehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih menikmati waktu luangnya.Sedangkan menurut Engkos Kosasih (1985: 10), kebugaran jasmani adalahsuatu keadaan seseorang yang mempunyai kekuatan (strength), kemampuan (ability),kesanggupan, dan daya tahan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa kelelahan.

1.              5. Sarana Pelindung.
Hasil gambar untuk pelindung olahraga
               Sarana pelindung merupakan alat-alat yang digunakan saat berolahraga seperti  proteksi  badan,jenis  olahraga yang bersifat body contack,  serta  jenis  olahraga  yang khusus lainnya.Sarana pelindung yang standart punya peranan penting dalam mencegah cedera. Kerusakan alat sering menjadi penyebab cedera pula, contoh yang sederhan seperti sepatu. Sepatu adalah salah satu bagian peralatan/pelindung kaki  dalam  berolahraga  yang  mendapat  banyak  perhatian para ahli. 




          6.Fasilitas
Hasil gambar untuk sarana olahraga adalah          Sarana olahragamerupakan sumber daya pendukung yang terdiri dari segala  bentuk dan  jenis peralatan  serta perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan olahraga. Prasarana olahraga adalah sumber daya pendukung yang terdiri dari tempat olahraga dalam bentuk bangunan di atasnya dan batas fisik yang statusnya jelas dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk pelaksanaan program kegiatan olahraga.Fasilitas bila kurang atau tidak memadai, design yang jelek dan kurang baik akanmudah terjadinya cedera. 
Hal ini serupa dengan yang di kemukakan oleh Wirjasanto (1984:154).Sarana prasarana olahraga adalah suatu bentuk permanen, baik itu ruangan diluar maupun di dalam. 
Contoh : cymnasium, lapangan permainan, kolam renang,dsb. 

            7.Warming Up/Pemanasan
Hasil gambar untuk pemanasan olahraga              Pemanasan sebelum melakukan latihan yang berat dapat membantu mencegah terjadinya cedera. Latihan ringan selama 3-10 menit akan menghangatkan otot sehingga otot lebih lentur dan tahan terhadap cedera. Metode pemanasan yang aktif lebih efektif daripada metode pasif seperti air hangat, bantalan pemanas,ultrasonik atau lampu infra merah. Metode pasif tidak menyebabkan bertambahnya sirkulasi darah secara berarti.Latihan peregangan tampaknya tidak mencegah cedera, tetapi berfungsi memperpanjang otot sehingga otot bisa berkontraksi lebih efektif dan bekerja lebih baik. Untuk menghindari kerusakan otot karena peregangan, hendaknya peregangan dilakukan setelah pemanasan atau setelah berolah raga, dan setiap gerakan peregangan ditahan selama 10 hitungan.
Hal ini serupa dengan yang di kemukakan oleh Ozolin (1971), pemanasan itu perlu dilakukan karena sistim organisme pada waktu istirahat memiliki inersia tertentu dan seseorang hendaknya tidak membiarkan efisiensi fungsi seseorang ditingkatkan secara tibatiba. Oleh sebab itu, ada waktu tertentu yang diperlukan untuk mencapai keadaan efisinsi fisiologis yang tinggi. Ini merupakan tujuan pemanasan dalam mencapai atau mendekati keadaan dalam suasana aktivitas fisik atau pertandingan.
Dan seperti yang dikutip dari Lifemojo, Jumat (30/9/2011) yaitu:Sebelum memulai olahrga maka otot dalam tubuh dalam keadaan kaku, sehingga perlu dilakukan pemanasan untuk melonggarkannya agar siap melakukan kegiatan bertenaga dan menghindari terjadinya cedera.

          8.Cooling Down/Pendinginan
             Pendinginan yaitu mengurangi latihan secara bertahap sebelum latihan dihentikan. Pendinginan mencegah terjadinya pusing dengan menjaga aliran darah.Jika latihan yang berat dihentikan secara tiba-tiba, darah akan terkumpul di dalam vena tungkai dan untuk sementara waktu menyebabkan berkurangnya aliran darah ke kepala. Pendinginan juga membantu membuang limbah metabolik (misalnya asamlaktat dari otot), tetapi pendinginan tampaknya tidak mencegah sakit otot pada hari berikutnya, yang disebabkan oleh kerusakan serat-serat otot.Manfaat pendinginan sesudah olahraga ialah mencegah otot nyeri, kaku, dan kram. Juga mengurangi denyut jantung yang sebelumnya bekerja keras dan membantu tubuh menjadi lebih segar dari sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar