Kamis, 24 Mei 2018

Tindakan Pertama Dengan Sistem RICE

Tindakan Pertama Dengan Sistem RICE


Untuk memperoleh prestasi olahraga diperlukan bibit olahragawan yang didapat melalui pembinaan dan seleksi secara berlanjut melalui pendekatan ilmiah. Keunikan atlet akan semakin menjadi bilamana mereka berkecimpung dalam olahraga prestasi. Aktivitas fisik tidak lepas dari cedera baik cedera ringan maupun berat.
Keunikan dari setiap cabang olahraga, menjadi ciri pula dari cedera yang terjadi. Beberapa macam cedera olahraga yang sering terjadi antara lain cedera tendon, cederae patah tulang, cedera pada jaringan lunak, cerai sendi/dislokasi, dan kejang otot. Agar terhnindar dari cedera,atlet dan pelatih berusaha dengan cara :
1.      Latihan kondisi : persiapan latihan fisik sebelum masa kompetisi yang dirancang leh dokter dan pelatih dalam penyusunan program latihan
2.      Pemanasan : mempersiapkan tubuh secara fisik dan psikologis
3.      Peregangan : mengurangi cedera dengan meluaskan dimensi gerak
4.      Ketidak seimbangan otot : ketidak seimbangan antara kekuatann otot dengan kelompok otot lainnya yang berguna untuk melakukan gerak lainnya
5.      Pertolongan pertama saat dilapangan jika cedera menggunakan prinsip RICE
6.      Tes kestabilan pergelangan kaki
7.      Latihan harus diatas training zone
8.      Kerjasama dokter dan pelatih
Selama ini, terkadang banyak dari kita yang salah atau bisa dibilang keliru dalam penanganan awal cedera. Karena tak jarang, dari hasil assessment atau pemerksaan beberapa atlet, terdapat beberapa kekeliruan yang dilakukan dalam penanganan cedera ini. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan, efusi(Cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat menggerakan persendian tersebut. Atau dengan kata lain cedera ini seluruh ligamentum putus, sehingga kedua ujungnya terpisah.
Persendian yang bersangkutan merasa sangat sakit, terdapat darah dalam persendian, pembengkakan, tidak dapat bergerak seperti biasa, dan terdapat gerakan gerakan yang abnormal. Penanganan pada cedera tendo dan ligamentuim dengan diistirahatkan dan diberi pertolongan metode RICE.
 Pengertian Metode RICE
RICE merupakan kepanjangan dari:
·         Rest(istirahat),
·         ice(es),
·         compression (kompresi), dan
·         elevation(elevasi).
Komponen RICE mempunyai peranan masing masing karena mempunyai fungsi tertentu sehingga saling melengkapi untuk penanganan cedera. Penanganan cedera pada masa dini sangat signifikan fungsinnya sebagai factor penentu lamanya proses kesembuhan penderita cedera. Apabila ada tindakan pertama yang salah dalam penanganan cedera, hal itu akan berefek pada lama dan proses penyembuhan cedera tersebut. Untuk itu prinsip RICE ini sangan berperan dalam segala macam penanganan cedera. Apakah itu cedera olahraga, cedera pekerjaan ataupun cedera aktifitas keseharian. Penatalaksanaan RICE sebagai berikut :
1.      RICE pertama adalah Rest (istirahat) yang berarti mengistirahatkanfungsi bagian extremitas yang cedera untuk mmeminimalkan cedera ataupun penambahan cedera. Agar penderita cedera tidak bertambah keluhannya. Anjuran yang disarankan adalah istirahat.
2.   RICE yang kedua adalah Ice(es). Pemakaian medium es sebagail salah satu penanganan dari prinsip RICE adalah sangat mutlak peranannya. Penggunaan es sangat diperlukan saat cedera terjadi. Karena saat cedera pasti terjadi pembengkakan atau rusaknya pembuluh darah. Dan penanganan yang tepat adalah dengan es.
3.  RICE ketiga adalah compression/kompresi. Kompresi merupakan tindakan pembalutan bagian yang cedera dengan alat perban atau bandage untuk menghindari penumpukan cairan yang disebabkan oleh pembengkakan. Selain untuk menghindari pembengkakan, metode kompresi dapat juga sebagai penyangga atau peng-fiksasi gerakan extremitas yang cedera.
4.     RICE yang terakhir adalh elevation/elevasi. Elevasi merupakan komponen terakhir yang berfungsi atau bertujuan sebagai fasilitator suplai darah melalui pembuluh darah melalui pembuluh darah balik (vena) dari extremitas (lengan atau tungkai) kearah jantung. Pembengkakan di extremitas biasanya terjadii karena tidak lancarnya pembuluh darah balik tersebut (Ismun Dwi Karyatiningsih).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar